Kesehatan mental di era digital telah menjadi topik yang semakin
relevan di tengah maraknya penggunaan media sosial. Kehadiran media sosial
seperti Instagram, Facebook, TikTok, dan Twitter telah mengubah cara kita
berinteraksi, berbagi, dan menerima informasi. Meskipun media sosial membawa
banyak manfaat, seperti kemudahan dalam berkomunikasi dan akses ke berbagai
informasi, ada sisi lain yang sering terabaikan, yaitu dampaknya terhadap
kesehatan mental. Banyak pengguna yang mengalami stres, kecemasan, dan tekanan
sosial akibat penggunaan media sosial yang berlebihan. Artikel ini akan
membahas cara mengelola stres dari media sosial, serta pentingnya menjaga
kesehatan mental di era digital.
Mengapa Media Sosial Dapat Menyebabkan Stres?
Media sosial, dengan segala kemudahannya, juga dapat menjadi sumber
stres yang signifikan. Ada beberapa alasan mengapa media sosial dapat
mempengaruhi kesehatan mental seseorang:
1. Perbandingan Sosial yang Tidak Sehat
Media sosial memungkinkan pengguna untuk melihat kehidupan orang lain
hanya dari sudut pandang yang terbaik, seperti foto-foto liburan, pencapaian,
atau momen-momen bahagia. Hal ini sering kali mendorong perbandingan sosial, di
mana seseorang membandingkan kehidupan mereka sendiri dengan kehidupan orang
lain yang terlihat lebih sempurna di media sosial. Perbandingan ini dapat
memicu perasaan rendah diri, iri, dan ketidakpuasan terhadap diri sendiri.
2. Cyberbullying dan Komentar Negatif
Cyberbullying dan komentar negatif juga menjadi salah satu aspek yang
memperburuk kesehatan mental di era digital. Banyak orang yang merasa Banyak
orang mengalami tekanan emosional akibat komentar negatif atau serangan pribadi
dari pengguna lain di dunia maya. Hal ini tidak hanya menurunkan rasa percaya
diri, tetapi juga dapat menyebabkan kecemasan dan depresi jika dibiarkan
terus-menerus.
3. FOMO (Fear of Missing Out)
FOMO atau Fear of Missing Out
adalah perasaan takut ketinggalan informasi, tren, atau momen yang sedang
terjadi di media sosial. FOMO membuat seseorang merasa perlu selalu terhubung
dengan media sosial, sehingga mereka sulit untuk beristirahat dan merasa cemas
jika tidak mengecek media sosialnya. Hal ini dapat menyebabkan kecanduan dan
memperburuk kondisi stres.
4. Ekspektasi untuk Sempurna
Media sosial sering kali menampilkan standar kecantikan, gaya hidup,
dan keberhasilan yang tinggi. Hal ini dapat menciptakan tekanan untuk tampil
sempurna di depan publik. Ekspektasi ini bisa menyebabkan stres karena
seseorang merasa tidak mampu memenuhi standar yang ada di media sosial, baik
itu dari segi penampilan, pekerjaan, maupun gaya hidup.
Pengaruh Media Sosial terhadap Kesehatan Mental: Stres dan
Dampaknya
Stres yang diakibatkan oleh media sosial tidak hanya berdampak pada
perasaan sesaat, tetapi juga dapat mempengaruhi kesehatan mental secara jangka
panjang. Beberapa dampak yang bisa dirasakan antara lain:
1. Meningkatnya Kecemasan dan Depresi
Banyak penelitian menunjukkan adanya korelasi antara penggunaan media
sosial yang berlebihan dengan peningkatan gejala kecemasan dan depresi.
Perasaan tidak puas terhadap diri sendiri, tertekan oleh perbandingan sosial,
serta cyberbullying dapat memperburuk kondisi emosional seseorang dan
menyebabkan depresi.
2. Menurunnya Rasa Percaya Diri
Perbandingan sosial yang terus-menerus dapat mengikis rasa percaya
diri. Saat seseorang merasa hidup mereka tampak kurang memuaskan dibandingkan
dengan orang lain di media sosial, mereka sering kali mulai meragukan potensi
dan harga diri mereka sendiri. Hal ini dapat memengaruhi bagaimana mereka
melihat diri sendiri dan berinteraksi dengan orang lain.
3. Gangguan Tidur
Kecanduan media sosial dapat mengganggu pola tidur. Banyak orang yang
menghabiskan waktu berjam-jam untuk menggulir linimasa sebelum tidur, yang pada
akhirnya menyebabkan gangguan tidur seperti insomnia. Kurang tidur sendiri
memiliki dampak negatif pada kesehatan mental, termasuk peningkatan stres dan
kecemasan.
4. Penurunan Produktivitas
Kebiasaan mengecek media sosial secara berlebihan dapat mengalihkan
perhatian dari pekerjaan atau tugas yang harus diselesaikan. Ini dapat
menyebabkan penurunan produktivitas dan perasaan tidak puas terhadap kinerja
diri sendiri, yang pada akhirnya dapat meningkatkan tingkat stres.
Cara Mengelola Stres dari Media Sosial
Mengelola stres dari media sosial adalah hal yang penting untuk
menjaga kesehatan mental di era digital. Berikut ini adalah beberapa cara yang
dapat membantu Anda mengurangi dampak negatif media sosial:
1. Batasi Waktu Penggunaan Media Sosial
Salah satu cara efektif untuk mengurangi stres dari media sosial
adalah dengan membatasi waktu penggunaannya. Anda bisa menetapkan jadwal kapan
dan berapa lama Anda akan menggunakan media sosial setiap harinya. Misalnya,
hanya mengakses media sosial selama satu jam setelah makan malam. Batasi
penggunaan media sosial di waktu-waktu tertentu, seperti sebelum tidur atau
saat bekerja, untuk mengurangi gangguan dan tekanan yang mungkin timbul.
2. Kurasi Konten yang Anda Ikuti
Media sosial dapat menjadi lebih positif jika Anda hanya mengikuti
akun-akun yang memberikan inspirasi dan mendukung perkembangan diri. Hindari
akun yang seringkali memicu perasaan negatif, seperti akun yang memamerkan gaya
hidup mewah atau yang sering memberikan komentar negatif. Mengisi linimasa Anda
dengan konten positif dapat membantu menjaga keseimbangan emosional.
3. Lakukan Digital Detox Secara Berkala
Digital detox adalah
langkah untuk menjauh sejenak dari perangkat digital dan media sosial. Ini bisa
dilakukan dalam hitungan jam, sehari penuh, atau bahkan hingga seminggu,
memberikan kesempatan untuk kembali fokus pada dunia nyata tanpa gangguan
teknologi. Tujuannya adalah untuk memberikan waktu istirahat bagi pikiran dan
tubuh dari rangsangan digital yang terus-menerus. Dengan melakukan digital detox, Anda dapat lebih fokus
pada diri sendiri, berinteraksi secara langsung dengan orang-orang di sekitar,
dan menikmati aktivitas tanpa gangguan.
4. Fokus pada Aktivitas di Dunia Nyata
Salah satu cara untuk mengurangi stres dari media sosial adalah dengan
lebih banyak terlibat dalam aktivitas di dunia nyata. Luangkan waktu untuk
berjalan-jalan di luar, membaca buku, berkumpul dengan teman dan keluarga, atau
mengikuti hobi yang Anda sukai. Ini akan membantu mengalihkan perhatian dari
media sosial dan membuat Anda merasa lebih terhubung dengan kehidupan nyata.
5. Refleksi Diri dan Jurnal Harian
Menulis jurnal tentang perasaan dan pengalaman sehari-hari dapat
membantu Anda menyadari dampak media sosial terhadap kesehatan mental. Dengan
menuliskan apa yang membuat Anda merasa cemas atau tertekan setelah menggunakan
media sosial, Anda dapat lebih memahami pemicu stres dan mencari cara untuk
menghadapinya. Refleksi diri juga membantu Anda mengingatkan diri sendiri bahwa
apa yang dilihat di media sosial tidak selalu mencerminkan realitas.
6. Jangan Ragu untuk Mencari Bantuan Profesional
Jika Anda merasa stres yang ditimbulkan oleh media sosial sudah mulai
mengganggu keseharian dan kehidupan Anda secara signifikan, jangan ragu untuk
mencari bantuan dari psikolog atau terapis. Profesional di bidang kesehatan
mental dapat memberikan saran dan strategi yang lebih spesifik sesuai dengan
kebutuhan Anda, sehingga Anda dapat mengatasi stres dengan lebih efektif.
Kesehatan mental di era digital adalah tantangan yang harus dihadapi
oleh banyak orang di tengah maraknya penggunaan media sosial. Meskipun media
sosial dapat menjadi alat yang bermanfaat untuk terhubung dan mendapatkan
informasi, dampak negatifnya terhadap kesehatan mental tidak dapat diabaikan.
Perasaan stres, cemas, dan tertekan yang timbul dari perbandingan sosial,
komentar negatif, dan tekanan sosial adalah masalah yang nyata.
Namun, dengan kesadaran dan upaya untuk mengelola penggunaan media
sosial secara bijak, kita dapat mengurangi dampak negatif tersebut dan menjaga
keseimbangan emosional kita. Mulailah dengan membatasi waktu online, melakukan digital detox, dan mengutamakan hubungan
dan aktivitas di dunia nyata. Dengan begitu, Anda bisa menikmati manfaat media
sosial tanpa harus mengorbankan kesehatan mental Anda.
Social Media